Menghidupkan Ilmu Tanah di Agroekoteknologi, Bisakah...?

Bukanlah kabar yang baik yang sekarang ini didapat oleh kami sebagai mahasiswa ilmu tanah yang sepenuhnya mencintai Himpunan Mahasiswa Tanah (HIMATAN) ini. Kebijakan untuk melakukan merger program studi oleh pihak dikti yang berakibatkan akan hilangnya himpunan ini membuat banyak pro-kontra di berbagai Institusi termasuk di Fakultas Pertanian Universitas Lambung Mangkurat.

"Himpunan kalian mau tidak mau akan hilang..." komentar seorang petinggi fakultas di faperta unlam. Memang benar adanya, kemungkinan untuk menjaring anggota baru bagi HIMATAN sangatlah tipis berhubung mahasiswa Agroekoteknologi sendiri ternyata akan memilih bidang minat mereka pada semester ke 7 dan itu hanya digunakan untuk penjurusan penelitian, bukan keorganisasian.

Pupus sudah harapan untuk terus menegakkan nama HIMATAN di Fakultas Pertanian UNLAM, demikian pula yang terjadi pada institusi lain. Banyak institusi yang melebur himpunan mereka untuk digabungkan dalam himpunan baru yakni himpunan mahasiswa agroekoteknologi dengan harapan bahwa Ilmu Tanah akan tetap hidup disana dan kegiatan yang berhubungan dengan keilmutanahan masih tetap dapat dilaksanakan.

Di faperta unlam, kami memilih untuk tidak melebur HIMATAN dengan alasan bahwa kami masih memiliki program kerja yang memang harus dilaksanakan oleh HIMATAN itu sendiri serta dikarenakan masih adanya anggota muda dari angkatan 2008. Tapi dengan catatan bahwa kami masih dapat meminta bantuan mahasiswa AET dalam kegiatan HIMATAN ke depannya.

Disinilah letak kerancuannya, ketika Himpunan Mahasiswa Agroekoteknologi dibentuk dengan catatan bahwa mereka masih memiliki keterkaitan dengan himpunan lain sedangkan jumlah mahasiswa mereka juga terbatas maka pendominasian akan rentan terjadi. Sementara itu kami masih memikirkan siapa yang akan meneruskan FOKUSHIMITI, FKK HIMAGRI, dan HMPTI ke depannya kalau bukan dari mahasiswa agroekoteknologi?

Walaupun dilakukan pembagian divisi dalam himpunan agroekoteknologi, misalnya ada divisi ilmu tanah untuk melaksanakan kegiatan berhubungan dengan ilmu tanah, begitu juga dengan divisi agronomi dan HPT untuk menjalankan kegiatan bersifat keilmuan mereka masing-masing, namun tidaklah mudah ketika suatu himpunan mengikuti 4 organisasi nasional sekaligus (termasuk Organisasi nasional agroekoteknologi jika telah terbentuk) dan melakukan 4 jenis kegiatan dengan disiplin ilmu yang berbeda dalam satu himpunan pula.

Lalu bisakah kita menghidupkan Ilmu Tanah di himpunan baru ini...? Semangat kami tidak pernah pudar kawan, dia hanya mungkin tergeser.... hanya waktu yang bisa menjawabnya... VIVA SOIL!!!

by: Buyung Al amin Siregar

Komentar